Hati-hati saat melewati jalan dari Pekon Barat menuju Kota Agung, Seram.....!!!
Hati-hati saat melewati jalan dari Pekon Barat menuju Kota Agung, Seram.....!!!-Selamat datang sahabat sudutpandang.net, kembali lagi bersama saya Saliman yang akan mengupas tuntas info-info yang bermanfaat. Nah untuk artikel kali ini, saya masih akan membahas seputar pengalaman saya selama perjalanan di Sumatera tepatnya lampung selatan.
Okey diartikel ini saya akan menceritakan tentang ritual melepas helm ditengah-tengah pedesaan. Untuk apa hal itu dilakukan?
Sebelum saya jelaskan, saya ingin bercerita terlebih dahulu mengenai hal itu. Saya dan teman saya berhenti didaerah Pekon menikmati pantai dan kopi, ngobrol bersama penduduk setempat yang jaga warung kopi tersebut. Jika saya berangkat ke bengkulu lewat Liwa, maka pulang ke Lampung kembali saya akan melewati Kota Agung yang menurut saya dekat dibandingkan lewat Liwa kembali yang muter jauh.
Kemudian saya menanyakan hal tersebut untuk mengetahui kondisi jalanan menuju Kota Agung kepada penjual kopi. Dan hasilnya membuat saya tegang, kenapa ?, karena dibilang hati-hati jika akan kesitu, usahakan jam 4 harus sudah keluar dari hutan. Saat saya bertanya masih pukul 13.10, tapi hati sudah tidak tenang. Dikarenakan pemilik warung menceritakan tentang daerah sekitar kawasan yang akan saya lewati menuju Kota Agung.
Ya, begal menjadi momok menakutkan didaerah tersebut, pasalnya ada sekelompok desa yang menjadikan pembegalan motor menjadi sebuah profesi. setelah mendengar hal tersebut saya bergegas pamit dan menghabiskan kopi ABC Susu yang saya pesan dan melanjtukan perjalanan.
Sepanjang perjalanan hati saya berdebar-debar dan memacu motor dengan lumayan kencang, apalagi saat memasuki hutan hati saya tidak karu-karuan. Dan teringat kata-kata penjaga warung jangan hiraukan orang-orang yang minta-minta ditengah jalan dan meminta tolong. Lihat Video saya dibawah ini, karena ini moment hidup dan mati saya dan sangat penting untuk kenang-kenangan.
Hemmm terlihat memang ada yang meminta-minta, kondisi jalan yang sepi membuat saya semakin takut, karena sadar ini dinegri orang sebrang. Dan setelah lumayan lama saya memasuki hutan akhirnya tak kunjung sampai juga, battery ponsel habis. Cuaca mendung dan seperti tersesat ditengah hutan.
Naik turun mengelilingi hutan belantara yang sebelumnya belum pernah saya lalui membuat saya semakin takut. Jalanan mulai tidak rata sehingga membuat saya semakin pelan memacu motor. Pohon-pohon besar menghalangi pandangan saya dengan jalan yang sempit serta tikungan tajam. Banyak daun berjatuhan dan berserakan ditengah jalan membuat kesan angker yang mendalam.
Setelah 90 menit saya lalui, akhirnya saya merasa lega karena berhasil keluar dari hutan tersebut dan berhenti ditengah-tengah desa seperti gambar cover diatas. Lihat betapa tenangnya setelah menemukan keramaian, sayapun bergenti untuk berfoto sejenak, baru 2 kali jepretan ada seseorang yang menuju kearah saya. Dan menanyakan, kamu orang jauh ya ?
Dalam hati saya bergetar dan takut, namun tidak saya tunjukan keraut muka saya. Sayapun menjawab, iya pak saya dari jauh Kebumen, dan dia membalikan jawaban iya saya juga orang Magelang yang sudah lama disini. Dalam hati tenang dong. Tapi....
Kemudian dia menceritakan kembali bahwa disini rawan, hah...!!!! sontak saya, bukannya dihutan tadi yang rawan timpal saya lembali. Tidak mas dihutan itu aman dan disinilah yang harus hati-hati. Saya tidak percaya karena kelihatannya banyak orang sekali disawah kok, dan orang berlalu lalang.
Tapi dia semakin serius, dan mengatakan mungkin ini teguran bagi saya, karena saya berhenti disini. katanya kalau saya bukan orang jawa seperti dia, dia tidak akan memberitahukan ini. Apa itu ?
Di desa inilah sarang begal, siang dan malam pasti ada korban dan tidak ada yang menolong karena sudah mufakat, dan benar yang dibilang tukang warung. Dua hari sebelumnya ada 3 korban yang dikejar tangan dan perutnya terbelek golok. Kemudian orang itu menyuruh saya untuk melepas helm dan jaket saya biar dikira orang desa ini. Saya nurut, dan diberi tahu pakailah kembali setelah melewati pom bensin kedua yang kira-kira berjarak 10 km.
Setelah itu hati saya semakin tidak karuan, dan disuruh pergi karena sudah ada yang mengewasai penduduk setempat. Pelaku begal menggunakan motor beat, satria dan vixon, jika ada yang membuntuti langsung gas kencang uangkap bapak yang menasehati saya.
Dan benar saya amati sepanjang jalan didesa itu banyak sekali yang memperhatikan saya, terutama plat nomor saya, tahu kalau saya orang jauh. Saya mempercepat laju motor, dan dari belakang ada jupiter mx yang mengejar, berhubung jalanan lurus dan sepi saya pacu motor saya dengan kecepatan 120 km/jam. Tapi akhirnya saya terhenti juga dikarenakan ada truck didepan, sedangkan jalanan sempit. Dalam hati tamatlah riwayatku, saya menabah pelan berharap orang yang mengikuti mendahului saya.
Celakanya dia masih dibelakang saya, saya lebih pelan lagi dan akhirnya dia mendahului saya. Tetap sambil mengamati dan mengejarnya, untunglah tak terasa saya sudah melewati pom bensin kedua, menepi dan berganti pakain serta memakai helm. Mata saya sudah pedih terkena debu jalanan.Kembalilah saya melanjutkan perjalanan dan melewati hutan hingga akhirnya sampai ke Bandar lampung.
Nah begitulah pengalaman saya, semoga bermanfaat. Ikuti terus sudutpandang.net untuk mengikuti artikel lainnya. Sampai jumpa sahabatku yang baik.
Baca juga :
0 Response to "Hati-hati saat melewati jalan dari Pekon Barat menuju Kota Agung, Seram.....!!!"
Post a Comment
- Mohon komentar sesuai isi artikel teman :-)
- Terima kasih atas kunjungannya :-)
- jika ada yang ingin ditanyakan atau saran bisa mengirimnya ke contact form.