Maafkan aku yang masih merepotkanmu
Maafkan aku yang masih merepotkanmu-Perasaan baru kemarin kita bermain layang-layang bersama, canda tawa menghiasi hamparan sawah yang luas. Sesekali aku mainkan benang layanganku hingga benang layangan temanku putus. Kami berlari berlomba mendapatkan layangan tersebut. Sekalinya sudah hampir ditangan, tiba-tiba layangan itu robek akibat berebutan, Semua tertawa.... ha ha ha...
Kini aku kembali kedesaku dengan perasaan bangga karena telah menjdai lelaki dewasa. Kulihat temapat bermainku waktu dulu, kini hanya tanaman padi dan kacang yang menghiasi sawah itu. tak seperti dulu memang sawah terasa mewah, sungai menjadi tempat berkumpul oleh teriknya sang mentari. Dan kemudian bersandarlah aku dipohon kelapa sambil mengingat sesuatu.
Aku rindu Ibu
Rindu saat dipelukanmu ibu...
Saat aku menangis akibat ulahku yang nakal
Ketika anak ayam yang kecil-kecil sedang bersandar pada induknya
Aku datang mengambilnya
Induk ayampun langsung menlabungku
Seketika ibu keluar dan menggendongku dengan kasih sayang
Waktu kami semua kelaparan pada masa itu
Masa dimana krisis melanda negri ini
Ibulah yang selalu mencarikan singkong untuku
Naik gunung turun gunung hanya untukku tetap hidup
Disaat sekolah dimana aku tak ada uang saku
Ibu selalu menciumku dan berkata sabar ya nak
Namun dibalik semua itu aku tetap menikmati manisnya rambutan
Rambutan yang dibeli dari hasil jerih payahmu yang selalu bekerja di pabrik plastik
Dan ladanglah yang menjadikan aku bahagia karenamu ibu
Saat terik matahari menyinari kau bernyanyi
Mengajari lagu-lagu tentang negri ini
Negri yang hidup karenamu ibu
Sampai akhirnya kau pergi
Cahaya itu tidak pernah mati
Selalu bersinar dihati
Terbangun darilamunan, aku beranjak pergi meninggalkan sawah seketika. Kurasa aku benar-benar menjadi seseorang yang telah berbakti kepada ibu. Terlebih aku merasa tidak lagi merepotkan ibu. Namun anak-anak adalah anak, sedewasa dan sebesar apapun masih terlihat kecil dimata ibu.
Perasaan ini amat menyakitkan perasaanku. Ketika aku merasa sudah mandiri, karena sudah bekerja sendiri. Tapi tahukah sesuatu yang membuatku terpukul hingga tak mampu lepas dari ibu. Benar saja, sudah kerjapun tapi ibu masih mengirimkan uang untukku. Aku merasa malu, tak berdaya, dan tidak akan pernah bisa sukses tanpa seorang ibu. Jadi maafkan aku yang akan selalu merepotkanmu ibu, meski kau tak merasa repot. Hanya ada senyum tulusmu, ibu.
Renungan malam by Saliman
kata-kata itu mengingatkan ku..
ReplyDeleteso..sad..
memang sangat menyedihkan kalau mengenang masa lalu, ditambah memang realitanya menyedihkan
Delete